"Di negara berkembang termasuk Indonesia, terjadi perkembangan yang menonjol yaitu kembang pesat kelas menengah," kata Bagi Wakil Presiden Boediono saat memulai kuliahnya pada pelepasan ratusan lulusan pascasarjana Institut Teknologi Bandung (IPB) di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (13/09/2014).
Boediono mengakui, di negara maju, tumbuhnya kelas menengah baru datang dari golongan wirausahawan tangguh yang menjadi ujung tonggak inovasi dan peningkatan produktivitas negara.
Berbeda dengan negara maju, Boediono justru belum melihat fenomena yang sama dengan tumbuh pesatnya golongan kelas menengah di negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Di negara berkembang termasuk Indonesia, belum dapat dipastikan peran mereka seperti di negara maju masa lalu," imbuhnya.
Menurut Boediono, Indonesia dan negara berkembang lainnya harus banyak mencontoh gaya hidup golongan kelas menengah baru di banyak negara maju. Boediono mengatakan, kelas menengah dengan pendapatan dan daya beli yang besar dinilai sangat berperan besar bagi produktivitas ekonomi bangsa.
Beberapa dari golongan kelas menengah baru disarankan Boediono untuk menyisihkan sebagian pendapatannya, sebagai tabungan nasional dan investasi yang diperlukan untuk membangun daya saing bangsa. Sebagian lainnya disarankan memilih ambil risiko untuk beriwirausaha dan berinovasi.
"Dalam kondisi tertentu, mereka dapat menjadi kelompoik konsumtif yang menghabiskan pendapatannya secara berlebihan, dan justru tidak menyumbang apa-apa terhadap daya saing bangsa. Salah satu Ekonom akhir abad 19 mengatakan, risiko orang berduit adalah menjadi kelompok pasif dan konsumtif," papar Boediono.
(wij/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
