6 Tol Dalam Kota Berlawanan Dengan Rencana Ahok Hapus BBM Subsidi

Jakarta -Pembangunan enam ruas tol dalam kota di DKI Jakarta dinilai berlawanan dengan keinginan Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk membantu pengurangan beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).

Alasannya dengan adanya jalan baru, akan memicu masyarakat untuk kembali membeli kendaraan pribadi dibandingkan angkutan umum. Sedangkan kendaraan tersebut menggunakan BBM bersubsidi.


"Bagaimana niat Ahok mengurangi beban subsidi, kalau yang dibangun tol. Orang tetap akan beli mobil dan pakai BBM subsidi," kata Pengamat Transportasi Darmaningtyas ditemui di Gedung Sarinah, Jakarta, Jumat (12/9/2014).


Ia memastikan, sulit untuk mengendalikan konsumsi BBM dengan kendaraan pribadi yang terus bertambah. Sementara setiap waktunya, pemerintah selalu mengeluhkan soal beratnya beban subsidi BBM yang ditanggung negara.


"Nggak akan ada cerita orang yang menggunakan mobil pribadi kemudian akan menghemat BBM," terangnya.


Berdasarkan pengematannya, pengguna kendaraan pribadi khususnya mobil di Jakarta sebanyak 14% dan sepeda motor 14%, kemudian angkutan umum tercatat sebanyak 32% dan sisanya adalah pejalan kaki dan sepeda sebanyak 35%.


Menurutnya, sangat tidak adil pemerintah DKI hanya memperhatikan nasib dari segelintir masyarakat yang tergolong mampu dan kaya tersebut. Apalagi dana untuk membangun tol tersebut mencapai Rp 42 triliun dan diperkirakan dananya berasal dari APBD.


"Pasti bukan orang miskin kan yang punya mobil," sebutnya.


Selain itu, pembangunan ini akan mengurangi porsi ruang terbuka hijau di Jakarta. Mengingat posisinya berada di atas 85% lahan hijau. Dampaknya polusi yang akan dihirup masyarakat akan semakin tinggi.


"Kalau sudah mobil tambah banyak dan ruang terbuka hijau semakin sedikit, maka polusi menjadi masalah selanjutnya," ujar Darmaningtyas.


(mkl/rrd)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!