Rencana rapat ini tidak disia-siakan Direktur Utama PT PIM Eko Sunarko, Eko mengakui perusahaannya saat ini mengalami banyak masalah sehingga tidak dapat memproduksi pupuk secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan petani di wilayah Sumatera.
"Rapat ini tentunya kesempatan bagi kami untuk menyampaikan kepada pemerintah secara langsung, terkait banyaknya masalah yang sedang kami hadapi," ujar Eko ditemui di ruang rapat di PT Arun LNG, Lhukseumawe, Minggu (14/9/2014).
Eko mengatakan, masalah pertama soal permasalahan PT PIM yang harus membayar gas bumi dengan harga yang sangat mahal. Padahal gas tersebut sebagai bahan baku amoniak untuk produksi pupuk urea.
"Gas ini kan sebenarnya yang punya pemerintah, namun kita harus beli dengan harga sangat mahal mencapai US$ 10,5 per mmbtu. Mahal karena gasnya dari LNG yang dipasok dari Tangguh Papua," ungkapnya.
Eko mengungkapkan, dengan harga gas terlampau mahal tersebut, pihaknya harus menanggung kerugian dari setiap produksi pupuk. Selama ini biaya produksi lebih tinggi daripada harga yang dijual ke petani.
"Selisihnya ini disubsidi pemerintah. Kalau seperti ini terus kita tidak bisa berkembang, sementara kebutuhan pupuk terus meningkat," ucapnya.Next
(rrd/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
