Ekspor Anjlok, Bukti Populasi Lobster dan Kepiting Mulai Langka

Jakarta -Populasi kepiting, lobster, dan rajungan di laut Indonesia terus mengalami penurunan. Hal ini berdampak pada turunnya volume ekspor khususnya jenis lobster dari tahun ke tahun.

Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di 2014 volume ekspor lobster 3.430 ton dengan nilai US$ 42,8 juta atau turun dibandingkan 2013 yang sempat mencapai 5.150 ton dengan nilai US$ 69,9 juta. Sedangkan di 2012 volume ekspor lobster pernah mencapai 5.300 ton dengan nilai US$ 50,6 juta.


"Ekspor-nya lobster itu kan selama 3 tahun terakhir volumenya terus turun," ungkap Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP Saut P Hutagalung saat ditemui di Sekolah Tinggi Perikanan Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (20/01/2015).


Volume ekspor kepiting dan rajungan juga menurun dalam kurun waktu 2 tahun terakhir. Di 2014 volume ekspor rajungan dan kepiting sebanyak 28.090 ton dengan nilai US$ 414,3 juta. Sedangkan di 2013 volume ekspor rajungan dan kepiting sebesar 34.172 ton dengan nilai US$ 359,3 juta.


Pada 2012 ekspor kepiting dan rajungan hanya 28.211 ton dengan nilai US$ 329,7 juta. "Kondisi di alam semakin menurun. Jadi sangat beralasan untuk dibatasi," imbuhnya.


Menurutnya meski volume ekspor turun, namun permintaan lobster dunia terus meningkat. Sedangkan di satu sisi pemerintah Indonesia mulai melarang penangkapan lobster bertelur.


"Lobster sudah semakin jarang tapi konsumen sangat menyenangi, namun pasokan sangat terbatas," cetusnya.


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) secara resmi melarang penangkapan lobster, kepiting dan rajungan dalam keadaan bertelur dan anakan dengan berat di bawah 200 gram.


Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bahkan telah mengeluarkan Peratutan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No. 1/2015 dan berlaku mulai 6 Januari 2015.


(wij/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com