Praktik yang sering dijumpai ialah tiket penumpang yang hangus akibat terlambat check-in kemudian dijual lagi kepada calon penumpang lainnya yang membutuhkan tiket melalui perantara atau calo.
"Modusnya kita tangkap. Ada penumpang yang sudah dekati jam check in, dia nggak bisa check in. Maka tiket ini bisa terjual (melalui calo). Itu ada oknum yang tertangkap," ungkap Direktur Pelayanan AP II Ituk Herarindri pada acara diskusi di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Selasa (10/2/2015).
Untuk mempermudah proses masuk penumpang yang membeli tiket dadakan tersebut, para calo menyediakan jasa cetak kartu tanda pengenal palsu secara dadakan di area bandara.
"Ada juga di parkiran, oknum membuat KTP palsu dengan peralatan scanner dan printer. Itu kita tangkap," tegasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama AP II Budi Karya Sumadi juga menyebut modus lain dalam praktik percaloan yang melibatkan petugas loket atau gerai tiket di bandara.
Petugas loket melakukan blocking terhadap tiket-tiket murah yang ditawarkan di setiap penerbangan. Tiket yang di-blocking disimpan, sedangkan tiket mahal dijual kepada penumpang. Selanjutnya tiket hasil blocking oleh petugas loket ditawarkan kepada calo untuk dijual kepada calon penumpang di area bandara dengan harga menyerupai tarif tertinggi yang ditawarkan.Next
(feb/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com