Menurutnya, setiap bisnis selalu ada peluang untuk bisa untung. Apalagi bisnis asuransi mikro yang memang target adalah kalangan menengah-bawah dengan premi tidak lebih dari Rp 50.000 setahun.
"Asuransi kan harus dimiliki semua orang, apalagi mikro, jadi harganya harus terjangkau oleh semua orang," ucap dia saat dihubungi detikFinance, Selasa (10/2/2015).
Reginald menjelaskan, saat semua masyarakat Indonesia dikerahkan untuk beramai-ramai membeli asuransi, maka perusahaan asuransi bisa mengumpulkan premi sebanyak-banyaknya.
"Kita main di volume, makanya OJK mengajak untuk konsorsium sehingga marketing terarah dan terstruktur. Dari semua orang yang beli kan nggak semua terpakai atau mengajukan klaim. Pasti ada selisihnya," kata dia.
Reginald menyebutkan, keuntungan menggarap asuransi mikro akan terus bertambah seiring dengan makin meningkatnya jumlah peserta.
"Untung tipis karena yang beli nggak banyak, jadi kita terus mengedukasi mereka untuk mau beli asuransi. Kalau harus nunggu sakit kan biayanya lebih mahal, jadi perlu awareness juga. Segmen bawah kan banyak, volume besar, jadi ada potensi untuk untung," papar dia.
(drk/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com