"Beberapa daerah ada yang menolak traktor ini, alasannya ini tidak ditender, Kadis (Kepala Dinas)-nya takut karena pengadaan traktor tidak lewat tender termasuk juga bantuan benih dan pupuk. Daerah yang menolak itu ada Lampung, Gorontalo, dan lainnya," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dalam rapat kerja dengan Komite II DPD, di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Amran mengatakan, apa yang dilakukan penolakan daerah atas traktor bantuan ke petani, sama dengan menyengsarakan petani, karena traktor dan benih ini untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani.
"Saya bilang ke Kadisnya Anda menolak ini Anda bisa masuk neraka, karena menyengsarakan petani," ucapnya.
Ia mengungkapkan, pengadaan traktor tersebut harus dilakukan penunjukkan langsung, tanpa lagi melakukan tender, pasalnya bila melalui proses tender, maka akan memakan waktu lama, atau baru akhir tahun bisa dibagikan traktornya.
"Hujan, tikus, hama lainnya tidak menunggu orang selesai tender dulu, kalau menuruti proses yang lama, baru bisa tender pada Mei, selesainya Oktober-November, keburu sudah kemarau lagi lalu traktornya dibagikan lantas buat apa? Kami lakukan terobosan kita tunjuk langsung, anggarannya dari uang rapat di hotel dan perjalanan dinas kita jadikan traktor, dalam dua bulan pertama tahun ini sudah dibagikan 30.000 traktor," ungkapnya.
Bahkan Amran sempat sedikit 'mengancam' seorang Kepala Dinas di Lampung yang menolak traktor bantuan untuk petani.
"Ada Kadis di Lampung menolak, saya terbang langsung, di bandara saya tanya, Anda pilih traktor atau pilih saya? Kalau pilih saya, saya laporkan ke Gubernur, ke Presiden, besok Anda dicopot! Sekarang dia sudah diterima, di Gorontalo juga sama juga begitu, kita beritahu pilih traktor atau saya," tutup Amran yang disambut tepuk tangan para Senator Komite II DPD.
(rrd/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
