Harga BBM Naik, Siap-siap Barang di Supermarket Ikutan Naik

Jakarta - Kalangan pengusaha ritel menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Kenaikan harga BBM akan membuat harga produk-produk yang dijual di supermarket, swalayan, serta hipermarket naik.

"Harga jual produk akan naik 10-15% itu untuk semua harga rata-rata produk. Hitungan ini jika harga BBM dinaikkan di kisaran Rp 6.500/liter. Kita dari asosiasi mengatakan ini adalah realita di lapangan. Pemerintah tentunya mempunyai hitung-hitungan yang bisa berdampak secara keseluruhan. Kalau begitu kita ingin nggak naik karena ini akan menambah biaya operasional," kata Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia Satria Hamid saat ditemui di gerai Carrefour Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (01/05/2013).


Karena itu, Satria meminta usulan ini dapat didengar agar tidak mempeengaruhi nilai jual harga produk. Ia juga mengatakan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) dan tarif dasar listrik juga membebani struktur biaya operasional pengusaha ritel.


"Selain itu yang paling berpengaruh itu UMP dan listrik, bensin itu faktor ketiga yang berpengaruh juga. Kita bisa bayangkan ini mempengaruhi kita dan mengerek nilai jual. Kalkulasinya harus diperhatikan lagi dari pemerintah. Aprindo hanya ingin memberikan masukan bagaiman faktor ini yang bisa mempengaruhi nilai jual," tuturnya.


Bahkan menurutnya, untuk efisiensi penggunaan listrik, kalangan pengusaha ritel melakukan penghematan yang cukup signifikan.


"Biaya operasional jelas ada kenaikan baik karena itu upah pekerja dan biaya listrik ini mempengaruhi ritel. Untuk TDL, memang meningkat tagihan listrik. Kita melakukan efisiensi yaitu penghematan listrik sendiri dan melakukan tenaga matahari. Lampu yang tidak digunakan kita matikan tetapi intinya efisiensi," jelasnya.


(wij/dnl)