Hatta Banggakan Ekonomi Indonesia di Forum Bisnis Myanmar

Yangon - Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan ekonomi Indonesia, saat ini sedang memasuki masa keemasannya.

Hal ini disampaikan Hatta saat meberi sambutan pada acara Indonesia-Myanmar Bisnis Forum di Yangon Myanmar di Kantor Pusat Kadin Myanmar di Yangon, Rabu (3/4/2013).


Bahkan ekonomi Indonesia yang tumbuh 6,23% di 2012, terbukti mampu betahan dari gempuran krisis dan mampu tumbuh di atas 6% selama beberapa tahun. Dengan percaya diri, Hatta mengklaim ekonomi Indonesia bisa tembus 6,8% di 2013.


"Indonesia memiliki ekonomi yang tahan krisis dan tumbuh berkelanjutan, kita ekonomi tumbuh 6,23% di 2012," tuturnya.


Bahkan, dengan daya tahan ekonomi Indonesia menghadapi krisis ekonomi global. Serta makin kuatnya BUMN dan perusahaan swasta tanah air, membuat ekonomi Indonesia telah masuk ke dalam peringkat 15 besar dunia.


"Kita menjadi nomor 15 dengan ekonomi terbesar di dunia," papar Hatta.


Hatta juga optimistis target perdagangan antara Indonesia dan Myanmar bisa tembus US$ 1 miliar atau setara Rp 9,5 triliun di 2016. Perdagangan antara kedua negara diproyeksikan naik tinggi dibandingkan realisasi perdagangan 2012 yang senilai US$ 473 juta.


"Target pedagangan US$ 1 miliar di 2016," tutur Hatta.


Peningkatan penjualan antara kedua negara ini, bisa tercapai pasca ekspansi dan kerjasama bisnis BUMN dan perusahaan swasta Indonesia ke Myanmar.


Hatta di depan puluhan pengusaha nasional Myanmar serta pengusaha dan BUMN Indonesia, menjelaskan, sektor-sektor yang akan dimasuki oleh Indonesia antara lain wisata, UKM, kehutanan, pertambangan, perbankan, aviasi, energi, minyak dan pertanian.


"Saya menekankan, ke BUMN untuk menciptakan hubungan jangka panjang serta adanya transfer teknologi ke Myanmar," tambahnya.


Hatta juga bercerita hubungan baik antara kedua negara telah terjalin sejak puluhan tahun, sehingga semua pihak harus mempertahankan itu, bahkan diperkuat melalui kerjasama bisnis.


Di tempat yang sama, Ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Myanmar, Win Aung menuturkan, pengusaha di Myanmar siap bersinergi dan bekerjasama dengan BUMN dan pengusaha asal Indonesia. Kerjasama dan investasi di Myanmar, nantinya, sangat berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian Myanmar serta perdagangan antar kedua negara.


"Dengan menciptkan kesepakatan bisnis dan pekerjaan dengan tujuan tidak sekedar mengambil keuntungan di bisnis tapi anda (Indonesia) bisa berkontribusi di bidang sosial. Kita akan menjadi partener bisnis di Myanmar," papar Win Aung.


Pada acara itu, tampak hadir Wakil Menteri Perdagangan Myanmar, Pwint Hsan, Ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Myanmar, Win Aung serta 46 perusahaan dan pengusaha lokal Myanmar.


Dari Indonesia, hadir para delegasi dari 15 BUMN seperti dari PT Timah Tbk (TINS), PT Pertamina, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Antam Tbk (ANTM), PT Pupuk Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, PT PLN, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Telkom Tbk (TLKM), Perum Bulog, PT Dirgantara Indonesia, PT INTI, PT Indofarma Tbk (INAF), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).


(feb/hen)