AP I Raup Rp 300 Miliar dari Penyewaan Kawasan Komersial di Ngurah Rai

Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) mengklaim memperoleh pendapatan sebesar Rp 300 miliar dari pemasukan penyewaan kawasan niaga atau komersial di Bandara Internasional Ngurah Rai. Pendapatan ini, merupakan tender kawasan komersial dari sektor duty free, food and beverage dan retail.

Direktur Utama AP I Tommy Soetomo menjelaskan, pendapatan sektor non aeronatika tersebut, baru mencapai 80% dari ruang komersial terminal internasional Bandara Ngurah Rai yang ditenderkan. Menurutnya, besaran pendapatan Rp 300 miliar, sangat di luar dugaan dan bisa bertambah jika terminal domestik tuntas di 2014.


"Order yang didapat Rp 300 miliar," kata Tommy kepada wartawan di acara Angkasa Pura Marketing Forum, Pacific Place Jakarta, Senin (27/5/2013).


Saat ini, proses pengumuman semua pemenang tender masih dilakukan untuk beberapa bidang. Kontrak tender pengelolaan kawasan niaga Bandara Ngurah Rai, akan diberikan selama 5 tahun sejak beroperasi pada September 2013.


Setidaknya, hingga 2018, AP I bisa meraup pendapatan Rp 1,8 triliun dari penyewaan dan pengelolaan kawasan komersial Bandara Ngurah Rai. Pendapatan tersebut, sudah termasuk semua sektor yang ditawarkan.


"5 tahun kita proyeksi dapat Rp 1,8 triliun. Ini hanya Bali," tambahnya.


Tingginya perolehan pendapatan sektor karena AP I menggandeng konsultan GVK asal India. Tommy menjelaskan, rata-rata pemenang tender merupakan perusahaan skala global seperti Dufry. Namun, AP I tetap memberi ruang untuk produk dan usaha kecil di Bandara Ngurah Rai.


"Tender di Bali, web based tidak ada pertemuan kami dengan mitra. Kemudian kita menyediakan untuk UKM, kita sediakan lot dengan persyaratan," sebutnya.


Untuk pemenang tender seperti pemilik brand terkemuka, perusahaan ritel nasional dan internasional serta perusahaan food and beverage, AP I memilih perusahaan dengan pemberi fee atau penawar tertinggi.


(feb/hen)