Buruh Rajin Demo, Pengusaha: Bikin Pertandingan Kesenian Lebih Positif!

Jakarta - Kalangan pengusaha menyayangkan aksi dari buruh yang kerap turun ke jalan walaupun hari ini tak bertindak anarkis. Pengusaha berharap, peringatan May Day berikutnya bisa dialihkan ke sesuatu yang lebih produktif, contohnya perlombaan olah atau kesenian.

"Katakanlah misalnya lomba gerak jalan. Bikin pertandingan kesenian, atau outbond. Itu lebih positif," ungkap Wakil Ketua Kadin Jakarta, Sarman Simanjorang kepada detikFinance, Rabu (1/5/2013).


Meski tidak melakukan hal-hal yang berbau anarkis, Sarman mengatakan, tetap saja ada kekhawatiran dari masyarakat untuk keluar rumah, karena kondisi jalanan macet dan dipenuhi ribuan buruh yang berdemo.


"Kita tidak mau lagi seperti itu, jadikan hari buruh itu tidak menganggu, tidak memiliki kekhawatiran. Kita ingin ke depan harapannya, yang positif sumber daya manusianya. Itu yang perlu direnungkan, oleh teman-teman pekerja kita. Saya yakin perusahaan akan memperingati itu asal positif," kata Sarman.


Ia membandingkan dengan kondisi hari buruh di Pulau Bali, yang pada hari ini menurutnya, hampir tidak ada sekelompok buruh yang berdemo turun ke jalan, dalam memperingati hari buruh tersebut. Sarman mengatakan, karena produktivitas buruh di Pulau Dewata tersebut lebih tinggi jika dibanding di Pulau Jawa.


"Buruh di Bali nggak ada yang demo, mereka bekerja. Kalaupun ada yang demo ada hanya 30-an orang. Mereka sangat meningkatkan produktivitas. Di Bali itu angka pengangguran lebih rendah, karena kreativitasnya, antara pekerja pengusaha," tegasnya.


Dikatakan Sarman, ke depannya, kondisi ini diharapkan tidak akan terulang. Selain karena mengakibatkan kerugian, juga dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi Indonesia di mata Internasional.


"Marilah masing-masing kita menciptakan iklm yang kondusif," tutupnya.


(zul/hen)