"Pemerintah telah menyetujui untuk Bulog (impor) 100.000 ton dan diusahakan untuk segera direalisasinya," kata Dirut Bulog Sutarto Alimoeso saat ditemui wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Sutarto menjelaskan izin baru dikantongi Bulog beberapa hari lalu sehingga realisasinya agak sedikit mundur. Harapannya hingga akhir tahun ini bisa terealisasi. Saat ini, Bulog masih menata ulang daftar negara produsen kedelai.
"Kalau izin diberikan Maret atau April, Oktober bisa masuk. Tapi karena izin baru keluar, otomatis mundur paling cepat akhir tahun, karena kita membangun ulang kontak bisnis yang sedang kita lakukan," katanya.
Ia menjelaskan, Bulog kemungkinan bisa mendapatkan kedelai impor tidak hanya dari Amerika Serikat (AS), juga dari negara lain.
"Negara lain Brasil juga ada kemungkinan. Tapi kan lebih lama. Tapi kalau bisa langsung ke produsen merangkap eksportir itu bisa lebih murah. India kita lihat cocok nggak dengan kebutuhan produsen tahu tempe. Kemungkinan dari manapun. Bahkan Myanmar pun pernah menawarkan. Kita sudah melakukan penjajakan jadi ini melakukan ulang kontak bisnis," papar Sutarto.
(zul/hen)
dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone.
