Dolar Tembus Rp 11.000, Harga Alat Berat Impor Melonjak 20%

Jakarta - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sempat tembus Rp 11.000 berdampak pada harga jual produk alat berat seperti traktor dan mini excavator. Selama ini alat berat yang dijual di Indonesia masih banyak dari impor

"Gejolak nilai tukar rupiah ini memang berdampak pada harga jual alat berat terutama jika transaksi menggunakan mata uang rupiah. Karena rupiah yang dikeluarkan jauh lebih banyak. Ada tingkat kenaikan harga 18-20%," ungkap Presiden Direktur PT Gaya Makmur Tractors (GMT) Tjandi Mulyono kepada media di JIE Expo Kemayoran Jakarta, Rabu (4/9/2013).


GMT menjual beberapa produk alat berat impor asal Jerman, China dan Jepang. Beberapa merek alat berat terkenal yang dijual GMT seperti Wirtgen asal Jerman, Yamaguchi Jepang dan Keihatsu.


"Ini semua barang-barang impor ya," imbuhnya.


Dampak dari kenaikan harga jual alat berat berpengaruh terhadap jumlah transaksi pembelian khususnya semester II-2013 hingga akhir tahun.


"Target kita untuk penjualan produk berkurang ya di akhir tahun dari target semula 30% berkurang menjadi 20% karena masalah kurs ini. Secara unit penjualan kita hanya bisa targetkan 500-600 unit alat berat saja yang terjual hingga akhir tahun," katanya.


Pihak GMT mempunyai cara jitu untuk menarik para pembeli. Cara ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan alat berat dan tidak terpengaruh melemahnya nilai tukar rupiah.


"Kita tidak hanya jualan, kita harus jualan unit dan service. Apapun unitnya kita lengkapi dengan service. Kemudian marketing kita juga harus diperkuat terutama kepada pembeli utama kita," ujarnya.


(wij/hen)