Mimpi Bos PFN: Bangkitkan Si Unyil Hingga Bikin Film Ala Hollywood

Jakarta - Direktur Utama Perum Produksi Film Negara (PFN) Shelvy Arifin punya mimpi besar membangkitkan perusahaan yang baru dipimpinnya. Salah satunya adalah membangkitkan kembali tokoh legendaris Si Unyil.

Langkah ini merujuk pada keprihatinan atas minimnya tayangan anak-anak yang memiliki karakter asli Indonesia.


“Kami juga ingin segera ingin menghidupkan Si Unyil. Kami sudah punya beberapa program. Ini bisa jadi momentum Si Unyil untuk bangun lagi,” ucap Shelvy saat berbincang kepada detikFinance di kantor pusat PFN, Jalan Otto Iskandar Dinata, Jakarta Timur, Jumat (6/9/2013).


Selain program Si Unyil dan program film anak-anak lainnya, Shelvy juga punya keinginan untuk mendorong produksi film-film berkualitas di tanah air. PFN pun siap menggandeng dan menjadi motor bagi insan seni dan perfilman untuk memajukan industri film nasional setara dengan Hollywood ataupun Bollywood.


“PFN itu sebagai kendaraan yang bisa membantu dunia perfilman dan industri kreatif. Suatu saat Indonesia bisa selevel dengan Hollywood, Bollywood, ada Asia di Korea dan Jepang. Saya ingin setara dengan mereka lah. Kalau kita produksi film dokumenter kita ingin sama kualitasnya dengan NGC,” sebutnya.


Dengan aset tanah yang cukup luas, pihaknya ingin memanfaatkannya sebagai pusat industri film dan kreatif.


“Kalau aset mimpinya menjadi sebuah tempat atau komplek terintegrasi untuk wadah atau menampung industri kreatif. Betuknya apa, nanti ya,” jelasnya.


Tahap awal, pihaknya akan menggandeng perusahaan pelat merah untuk mendukung pendanaan. PFN akan mendokumentasikan proyek-proyek strategis kemudian membuat visualisasi gambar.


Namun ke depan, PFN ingin membuat program dan konten yang benar-benar mengangkat ragam budaya, sejarah dan berbagai acara penting di Indonesia. Harapannya konten yang dibuat bisa menjadi karya yang berkesan bagi masyarakat.


“Kalau profit making hanya mengandalkan saudara sendiri. Rasanya itu belum teruji. Kita akan punya income lainnya yang bisa menjadi revenue center,” katanya.


“Harapannya kita akan menajdi benchmark menghasilkan produk yang tayang di televisi lah. NGC (National Geographic Channel) dan Discovery Channel mereka kan mencari konten. Kalau kita sangat lokal. Kita sangat fokus di Indonesia, Indonesia kan sangat kaya,” tegasnya.


(feb/ang)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!