Tahu Tempe Masih Langka di Pasar-pasar Yogyakarta

Yogyakarta - Sejumlah perajin tahu tempe di Yogyakarta masih mogok produksi hingga hari Rabu (11/9/2013). Hingga hari ini, produk tahu tempe masih langka di pasar-pasar tradisional.

Berdasarkan pemantauan detikFinance hari ini, Selasa (10/9/2013) di sejumlah pasar di Kota Yogyakarta seperti Pasar Beringharjo, Pasar Kotagede, Sentul dan Prawirotaman tidak ada pedagang tahu tempe yang berjualan. Beberapa kios yang bisa menjual tahu dan tempe sejak Senin kemarin tidak menerima kiriman dari produsen.


Namun tidak semua pengusaha tahu-tempe menghentikan produksi secara total, mereka mengurangi volume produksi setiap harinya. Tahu dan tempe yang dijual di pasar-pasar memang dikurangi. Namun untuk pembelian di rumah, untuk pesanan rumah makan atau pelanggan tetap masih dilayani.


"Beberapa produsen tempe dan tahu yang besar seperti Muchlar, untuk sementara tidak memasok ke pedagang," ungkap Ny Aini seorang pedagang di Pasar Beringharjo.


Menurutnya sebelum harga kedelai yang tinggi, beberapa produsen tempe sudah mulai memperkecil ukuran tempe dan tahu yang dijualnya. Namun setelah harga kedelai yang terus naik, produsen mulai menaikkan harga.


"Untuk tempe kotak pakai bungkus plastik, ukurannya memang lebih kecil untuk harga Rp 2 ribu/buah. Yang besar sebelumnya Rp 7 ribu sekarang jadi Rp 8 ribu/buah," katanya.


Hal senada juga dikatakan oleh Ny Sutinah pedagang sayuran di Pasar Prawirotaman, sejak hari Senin kemarin pasokan dari sentra usaha tahu dan tempe dari perajin/pengusaha di Trimurti Kecamatan Srandakan Bantul mulai berkurang. Namun untuk tempe produksi perajin kecil dengan bungkus daun pisang masih ada atau ditemukan di pasar.


Untuk tempe kotak bungkus plastik dari produsen besar rata-rata 20-50 bungkus dengan berat 7 ons. Pada hari biasa pedagang di pasar mendapat setoran tempe bungkus daun pisang untuk dijual lagi sekitar 200 buah. Namun saat ini pasokan berkurang hingga separuhnya atau sekitar 100 buah/hari dengan harga jual Rp 500/buah.


"Kalau tempe bungkus daun pisang yang kecil baik yang kotak atau segitiga masih ada. Hanya setoran dari perajin tidak banyak. Pagi tadi langsung habis," katanya.


(bgs/hen)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!