Bank Dunia Sebut Ekonomi RI Seperti Martabak 1/2 Matang

Jakarta -Ekonomi Indonesia diibaratkan martabak yang besar, khususnya di sektor ketenagakerjaan. Namun martabak ini tidak semuanya matang, dan masih banyak sektor yang harus diperbaiki.

Ekonom Senior Bank Dunia Vivi Alatas menjelaskan, masalah sektor tenaga kerja Indonesia berawal sejak tahun 2001. Di mana ada 20 juta pekerjaan baru yang tercipta. Akan tetapi produktivitasnya rendah.


"Pada tahun 2001 kabar baik kita adalah ada 20 juta pekerjaan baru, dan 8% berada pada sektor formal. Menjadi kabar buruknya adalah 20 juta berada dalam katagori produktivitas yang rendah," ungkap Vivi pada acara seminar tenaga kerja di kantor CSIS, Tanah Abang, Jakarta, Kamis (16/1/2014)


"Akhirnya kita berada pada kondisi yang tidak baik. Tenaga kerja ada dalam jumlah besar dan pekerjaanya membuat tidak produktif. Ini seperti analogi martabak dalam sudah dimasak dalam ukuran besar, tapi tidak masak (matang) semua, masih ada yang mentah," jelasnya.


Produktivitas yang rendah, menurut Vivi, adalah pekerja berada pada sektor jasa pelayanan, keuangan, dan pertambangan. Sementara tenaga kerja yang diangkut ke sektor ini adalah dengan pendidikan yang tinggi.


"Pekerjaan yang tersedia itu banyak berada pada sektor jasa pelayanan, keuangan, dan tambang, serta jasa lainnya, dan karena tidak menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak," sebutnya.


Menurut Vivi, ini menjadi tren yang harus dikhawatirkan oleh para pemangku kepentingan. Mulai dari pemerintah hingga pengusaha yang memberi pekerjaan dan tenaga kerja itu sendiri.


"Padahal harusnya Indonesia dapat memperluas area tenaga kerja dan menuju pada perusahaan yang mampu meraih banyak tenaga kerja," kata Vivi.


(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!