Tanjung Priok Macet, Pengusaha Angkutan Ngaku Rugi Rp 9 Miliar/Hari

Jakarta -Pengusaha penyedia jasa transportasi kontainer mengeluhkan soal kemacetan arus lalu lintas akses kawasan Pelabuhan Tanjung Priok beberapa hari terakhir.

Ketua Umum Asosiasi Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Gemilang Tarigan mengungkapkan jumlah kerugian para pengusaha penyedia jasa layanan transportasi pelabuhan cukup besar. Selama dua hari kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok kerugian anggotanya mencapai Rp 18 miliar atau rugi Rp 9 miliar/hari.


"Ada kehilangan kesempatan karena si kendaraan angkut kontainer ini hanya bekerja 1/2 hari. Per hari atau hitungannya 24 jam itu seharusnya pendapatan Rp 18 miliar, tetapi kini hanya Rp 9 miliar karena truk bekerja hanya 1/2 hari," katanya kepada detikFinance, Jumat (17/01/2014).


Menurut Gemilang anggotanya berjumlah 562 perusahaan. Para pengusaha ikut mengeluh soal kondisi di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Selama 2 hari kemacetan, operasional 18.000 truk kontainer dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok terganggu.


"Kita punya anggota 562 perusahaan dengan keberadaan truk kontainer dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 18.000 unit kini operasionalnya terganggu," imbuhnya.


Ia menjelaskan alasan penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas baik di dalam maupun di luar Pelabuhan Tanjung Priok karena meningkatnya arus bongkar muat di dalam Pelabuhan Tanjung Priok karena ada ketakutan pengusaha terkait rencana pemogokan karyawan PT Pelindo II (Persero).


"Memang kemacetan ini disebabkan ada dua hal pertama ini memang adanya serikat pekerja Pelindo II yang mogok dan pengusaha ingin buru-buru keluarin barang dan volume bongkar muat menjadi naik. Di satu sisi macet total dua arah (dari dan menuju Pelabuhan Priok) karena kondisi jalan yang buruk dan banjir. Jadi penyebabnya memang kompleks," jelasnya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!