Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya menjelaskan pada periode 2014, tugas BPJS Ketenagakerjaan mirip ketika menjadi perusahaan perseroan (Jamsostek). Namun eks Jamsostek ini memperluas target kepesertaan BPJS dari hanya pekerja formal ditambah pekerja informal dan profesi.
Selain itu secara kelembagaan, BPJS Ketenagakerjaan berubah dari perseroan menjadi Badan Hukum Publik layaknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) atau Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Badan Hukum Publik ini bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI.
"Tentu jadi BPJS Ketenagakerjaan ada perbedaan dengan Jamsostek. Saat jadi Jamsostek target kepersertaan hanya tenaga kerja formal. Jadi BPJS, target itu menjadi pekerja formal, informal dan profesi. Itu potensinya ada 117 juta orang di seluruh Indonesia," kata Elvyn pada diskusi media di kantor pusat BPJS Ketenagakerjaan di Jln. Gatot Subroto Jakarta seperti dikutip Kamis (16/1/2014).
Namun mulai tanggal 1 Juli 2015, BPJS Ketenagakerjaan baru akan mengimplementasikan 4 program jaminan sosial ketenagakerjaan yakni program jaminan hari tua, program keselamatan kerja, program jaminan kematian dan program jaminan pensiun. Saat menjalankan program BPJS, ex Jamsostek ini tetap diperbolehkan secara peraturan untuk melakukan penempatan dana melalui instrumen investasi.
"Investasi setelah BPJS Ketenagakerjaan berpedoman pada PP 99 tahun 2013 tentang pengelolaan aset BPJS Ketenagakerjaan. Ada instrumen investasi sama persis seperti Jamsostek persero. Boleh deposito berjangka, surat utang, obligasi korporasi, reksadana, properti dan penyertaan langsung. Semua instrumen diperbolehkan," jelasnya.
Pada tahun 2014, BPJS Ketenagakerjaan akan melakukan pengelolaan dana investasi hingga Rp 185,1 triliun dan memperoleh hasil investasi Rp 16,2 triliun. Laparan keuangan ini nantinya akan dilaporkan kepada Dewan Jaminan Sosial Nasional, OJK dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sementara sebelum bertransformasi, eks BUMN ini melaporkan kinerja keuangan hanya ke Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan.
"Saya mungkin dapat angka besar di 2013. Ringkasan keuangan hasil investasi Rp 14,8 triliun. Kemudian total dana investasi Rp 149,2 triliun. Kemudian total aset Rp 153,6 triliun dan laba setelah pajak Rp 2,239 triliun. Semua lampaui target 2013. Kita bandingkan 2012. Hasil investasi Rp 13,2 triliun, dana investasi Rp 132,8 triliun dan total aset Rp 137 triliun," sebutnya.
Saat mulai berjalan menjalankan 4 program pada 1 Juli 2015, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan bisa memperoleh peserta aktif dari kalangan pekerja formal, informal dan kalangan profesi sebanyak 37,2 juta peserta. Target ini ditargetkan tercapai pada tahun 2017.
"Sampai akhir tahun 2013, ada 29 juta peserta tapi yang aktif hanya Rp 12,2 juta. Aktif itu karena bayar iuran. Yang 17 juta berhenti bayar iuran," jelasnya.
(feb/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
