Investor Kawakan Ini Sabar Tunggu Saham BUMI Naik Lagi

Jakarta -Kinerja perusahaan tambang milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) belum memperlihatkan tanda-tanda membaik.

Hingga kuartal III-2013, perseroan masih mencatatkan kerugian sebesar US$377,5 juta. Angka ini turun 40% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 632,5 juta.


Namun, salah satu pemegang saham BUMI yang merupakan investor kawakan, Lo Kheng Hong masih optimistis jika kinerja perusahaan milik Grup Bakrie itu bakal membaik dengan meningkatnya harga saham.


"Sesuatu yang turun mungkin suatu hari bisa bullish kembali. Kita berharap. Kita sabar menunggu," ucap pria asli Betawi ini usai menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BUMI di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (10/1/2014).


Pria yang sudah 24 tahun 'bermain' saham di pasar modal ini menjelaskan, penurunan harga saham BUMI saat ini justu menjadi waktu yang tepat bagi investor untuk membeli saham BUMI.


"Harga saham BUMI waktu tahun 2008 itu Rp 8.750, sekarang Rp 314. Itu artinya peluang untuk membeli di harga yang murah, sekarang sahamnya jadi menarik," kata pria yang disebut-sebut Warren Buffet-nya Indonesia.


Kheng yakin jika perusahaan Grup Bakrie tersebut masih akan mencatatkan kinerja positif. Dia mencontohkan, di tahun 2008, BUMI hanya mampu memproduksi 53 juta ton batu bara per tahun. Saat ini, kata dia, produksi batu bara perseroan sudah mencapai 80 juta ton per tahun.


"Tahun 2008 produksinya 53 juta ton, sekarang produksinya 80 juta ton, masih ada potensi," pungkasnya.


(drk/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!