Subsidi Tak Sentuh Masyarakat Miskin

Jakarta -Belanja subsidi negara yang besar setiap tahunnya ternyata tidak menyentuh orang miskin. Padahal sasaran dari subsidi adalah masyarakat dengan ekonomi lemah.

"Belanja negara itu nggak berkualitas. Penduduk dengan kategori miskin sebenarnya tidak tersentuh," tegas Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Aunur Rofiq dalam peluncuran buku Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Minggu (11/5/2014)


Dalam catatannya, Aunur menyebutkan konsumsi BBM oleh mobil sebesar 52%, sepeda motor 40%, taksi 4%, dan angkutan barang 3%. Untuk mobil, penggunanya adalah orang dengan kemapuan ekonomi lebih. Bukan petani, nelayan, atau masyarakat miskin lainnya


"Pemilik mobil itu orang kaya, yang hidup di kota. Petani itu mana punya, jadi mereka nggak menikmati," ujarnya.


Kemudian subsidi listrik. Konsumsi listrik terbesar berada di perkotaan. Sementara di pedesaan dengan penduduk miskin yang lebih besar, bahkan tidak memiliki akses untuk listrik.


"Porsi subsidi terbesar kedua kan listrik setelah BBM. Konsumen listrik banyak kan yang dikota. Kalau orang miskin yang hidup desa, bahkan untuk listrik saja belum masuk ke rumahnya," kata Dewan Pembina Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) tersebut.


Pemerintahan mendatang, lanjut Aunur, harus dapat memahami alokasi belanja yang tepat. Bila tidak ditangani dengan baik, maka anggaran negara yang dibelanjakan hanya untuk yang tidak produktif.


"Jadi kalau pun diberikan belanja subsidi, maka harus tepat," tukasnya.


(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!