Puasa dan Jelang Lebaran, Permintaan Kurma Melonjak 200%

Jakarta -Ramadhan hingga menjelang Idul Fitri menjadi berkah bagi pedagang kurma. Permintaan kurma melonjak hingga 200% dari hari biasanya. Otomatis, omzet pun ikut meroket.

Pemilik Toko Al-Barokah Syarifah Banun bernama Fitria Banun mengatakan, setiap Ramadhan permintaan kurma selalu melonjak drastis. Berdasarkan perhitungan, kenaikan angka penjualan bisa meningkat hingga 200% dibanding hari biasanya.


“Penjualan kurma trennya naik terus tiap bulan puasa. Saya sudah 15 tahun jualan kurma. Tahun-tahun sebelumnya kenaikan biasanya 50-100%, tahun ini kenaikan bisa sampai 200%. Kita nggak bisa kasih angka omzet, tapi memang ramai setiap harinya,” tutur Fitria saat berbincang bersama detikFinance di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (7/7/2014).


Fitria menjelaskan, kiosnya menjual berbagai jenis kurma. Mulai dari kurma azwa atau biasa disebut kurma nabi yang berasal dari Mekkah, kurma dari Madinah, Iran, Irak, Tunisia, Mesir, bahkan Amerika Serikat (AS).


Kurma medjool asal AS bahkan banyak dicari pembeli. Selain ukurannya yang lebih besar, teksturnya yang lebih lembut. Kurma medjool dibanderol Rp 175.000-250.000 per kg.


Kurma yang paling murah berasal dari Irak, Mesir, dan Tunisia. Harganya berkisar antara Rp 20.000-100.000 per kg. “Kurma Irak, Mesir, Tunisia banyak yang cari juga karena murah,” ujar Fitria.


Dia menjelaskan, kurma-kurma ini didatangkan langsung dari Timur Tengah. "Kalau kurma azwa itu kita langsung impor sendiri karena harganya mahal. Mungkin importir merasa ini butuh modal besar. Kalau lainnya bisa beli lewat importir,” kata Fitria.


Selain dari Jakarta, konsumen kurma di toko AL-Barokah juga berasal dari berbagai daerah. Fitria pernah mengirim ke berbagai kota di pulau Jawa, Batam, Sumatera, Sulawesi, dan Bali.


(drk/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!