Penurunan Harga Jengkol Bantu Redam Inflasi

Jakarta -Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Agustus sebesar 0,27% secara bulanan (month to month). Inflasi tersebut terbilang cukup rendah dalam 6 tahun terakhir untuk bulan yang sama.

Salah satu pendorong rendahnya inflasi adalah penurunan harga jengkol. Kepala BPS Suryamin menyebutkan harga jengkol turun drastis sampai 26%.


"Jengkol bulan ini harganya turun sampai 26%. Itu besar turunnya," ungkap Suryamin dalam konferensi pers di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu (1/10/2014).


Ia menyebutkan, jengkol memberikan andil yang cukup besar terhadap inflasi. Pada beberapa waktu yang lalu, kenaikan harga jengkol mampu menyebabkan lonjakan inflasi.


"Ingat dulu pernah jengkol bikin inflasi melonjak. Besar juga pengaruhnya," ujar Suryamin.


Selain itu, ada beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi. Berikut rinciannya:



  • Bawang merah. Penurunan harga 13,47%. Disebabkan hasil panen yang memadai.

  • Ikan segar. Penurunan harga 0,86%. Disebabkan pasokan melimpah.

  • Tarif angkutan udara. Penurunan harga 3,14%. Disebabkan permintaan menurun karena sudah melewati masa liburan.

  • Emas perhiasan. Penurunan harga 1,47%. Disebabkan harga internasional yang turun.


(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!