Kalau Pembayaran Lancar, Kenapa Kartu Kredit Harus Dibatasi?

Jakarta -Beberapa pemegang kartu kredit protes atas kebijakan Bank Indonesia (BI) membatasi kepemilikan kartu ajaib tersebut. Banyak nasabah merasa kebijakan baru bank sentral ini berlebihan.

Salah satu nasabah yang berbagi cerita dengan detikFinance bernama Afredo menyatakan, jika nasabah bisa melunasi kewajiban alias utangnya maka seharusnya tidak perlu menutup salah satu kartu kreditnya.


"Saat ini saya mempunyai 4 kartu kredit dari 4 penerbit. Alhamdulillah lancar saja pembayarannya. Dikarenakan track record saya bagus, menjadi peluang marketing-marketing kartu kredit mencari celah," katanya dalam pesan elektronik, Kamis (2/10/2014).


Selain itu, kata dia kartu kredit juga bisa digunakan saat darurat butuh uang. Namun pemakaiannya harus dengan tanggung jawab sehingga tidak konsumtif.


Hal serupa disampaikan pembaca bernama Wely Sutanto yang saat ini punya 6 kartu kredit. Wely mengaku pembayaran seluruh kartu kreditnya berjalan lancar sehingga sayang jika harus ditutup salah satu.


"Saya pemilik 6 kartu kredit tapi semua berjalan lancar tidak ada kendala sangat disayangkan dengan pembatasan ini mustinya dipilah mana kredit macet atau tidak," ujar Wely.


Pembaca bernama Miko juga tidak setuju jika kepemilikan kartu kredit dibatasi hanya karena usia dan gaji bulanan saja. Seharusnya, kata Miko, pembatasan dilihat dari rekam jejak pembayaran nasabah.Next


(ang/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!