Beda Pengusaha Tiongkok dan Arab Versi JK

Jakarta -Banyak pihak yang mengkritik kebijakan pemerintah, akrena menggunakan mesin dan peralatan dari Tiongkok seperti pada proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 10.000 MW.

"Saya tanya apa bedanya pengusaha Tiongkok dengan pengusaha Arab?" kata Wakil Presiden Terpilih Jusuf Kalla (JK) di acara National Conference on Electrical Power Business & Techology, Jakarta Convention Centre, Jakarta, Kamis (2/10/2014).


JK mencontohkan, misalnya di bidang properti, kedua pengusaha (Tiongkok-Arab) sangat berbeda sekali pola pikirnya.


"Kalau pengusaha Tiongkok, dia beli 1 hektar tanah dia bangun perumahan, kemudian rumahnya dia jual, uangnya mereka buat beli tanah lebih besar lagi, bangun lagi perumahan lebih banyak lagi. Jual lagi begitu terus sampai mereka menjadi pengusaha besar," ujar JK.


"Sementara kalau pengembang Arab, dia beli tanah satu hektar, dia bangun townhouse, dia sewain tiap bulan, dia tinggal tagih sewa bulanan, itu bedanya," tambah JK.


Menurutnya, berbisnis dengan pengusaha Tiongkok sangat menguntungkan, termasuk dalam hal pembangkit listrik seperti pada proyek 10.000 MW.


"Mereka murah, mereka cepat, kalau barangnya rusak mereka ganti kita nggak keluar duit lagi, mereka itu punya sudah bangun 500.000 MW pembangkit listrik kurang jaminan apa mereka," tegasnya.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!