Sudah Bergaji Besar, Sarjana UI Ini Pilih 'Banting Setir' Jadi Pembatik

Jakarta -Jurusan di Perguruan Tinggi tidak mutlak menentukan masa depan kehidupan seorang. Hal ini dialami oleh M Ali Muchlison, seorang sarjana teknik elektro ini kini sukses menjadi seorang perajin batik beromzet Rp 40 juta/bulan.

Sejak 1991, Ali menimba ilmu sebagai mahasiswa teknik elektro di Universitas Indonesia (UI). Mendapat gelar sarjana, kemudian pria ini bekerja di PT Indofood di 2007, namun siapa sangka, kini Ali malah menjadi seorang perajin batik.


"Ini bagian dari mencari jati diri saya," kata Ali ditemui detikFinance di Pameran Batik Indonesia di Kantor Kementerian Perindustrian, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (1/10/2014).


Kondisi sudah menikah dan dikaruniai dua orang anak, memaksa pria ini harus pulang kampung ke Ponorogo, Jawa Timur satu pekan sekali. Padahal tempat kerjanya di Jakarta "Konsentrasi saya jadi terpecah," katanya.


Tak kuat menahan rasa rindu ingin selalu dekat dengan keluarga, akhirnya pria ini memutuskan untuk berhenti dari pekerjannnya yang telah dijalani selama 10 tahun. Ali mengaku, saat meninggalkan pekerjaannya itu, padahal pada waktu itu Ali sedang dalam masa jaya-jayanya di perusahaan, dengan gaji cukup besar.


"Saya supervisor maintenance waktu itu. Tunjangan bisa sampai 8 kali gaji," kisahnya.


Posisi di perusahaan yang cukup bergengsi dan gaji yang juga lumayan besar tak menggoda Ali untuk tetap bekerja sebagai supervisor. Kebersamaan dengan keluarga lebih dipilihnya, sehingga membuat Ali memilih menjadi wiraswasta.Next


(zul/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!