Suryamin, Kepala BPS, mengatakan inflasi November 2014 sangat kental dengan dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
"Bensin andil inflasinya 0,47%, perubahan harga 12,18%. Karena kebijakan pemerintah menaikan harga BBM sebesar Rp 2.000/liter. Namun tidak sama seluruh kota, Karena ada penurunan harga untuk BBM non subsidi," papar Suryamin dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (1/12/2014).
Kenaikan harga BBM, lanjut Suryamin, mempengaruhi sejumlah kelompok pengeluaran lain. Misalnya tarif angkutan dalam kota, yang mengalami kenaikan 29%.
Sementara tarif angkutan antar kota naik 6,07%. "Ada penyesuaian tarif karena kenaikan harga BBM," ujar Suryamin.
Selain itu, tambah Suryamin, ada sejumlah komoditas yang menyumbang inflasi. Seperti adalah cabai merah, yang mengalami kenaikan harga sampai 44,97% karena kekurangan produksi.
Harga cabai rawit juga naik sampai 65,49% akibat hal yang sama. Beras juga menyumbang inflasi dengan kenaikan harga 1,47% karena masa paceklik.Next
(hds/hen)