Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Kadin Natsir Mansyur di sela-sela acara Jakarta Food Security Summit 3, bertajuk Food Security = National Security (Ketahanan Pangan = Ketahanan Nasional) di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Kamis (12/2/2015).
Natsir menjelaskan kegiatan ekonomi yang terganggu akibat banjir terutama terkait kegiatan eskpor impor barang lewat pelabuhan. Pasalnya, banjir membuat lalu lintas dari dan menuju pelabuhan terhambat.
"Kerugian ekspor empat hari karena keterlambatan kapal. Jangan dilihat Jakarta saja, tetapi kawasan industri lain di luar Jakarta juga. Contohnya lewat jalan Cilincing hampir satu setengah meter banjirnya. Terjadi stagnasi. Ya sekitar Rp 1,2 triliun per hari, itu total keseluruhan," ucap Natsir dalam kesempatan tersebut.
Selain itu, kondisi kian buruk akibat curah hujan yang tinggi turut menimbulkan masalah yaitu banyak produk pangan yang menjadi basah dan menurun kondisinya.
"Ruginya triliunan, karena barang ekspor, pangan basah, stagnasi distribusi, makanan pangan ke pasar. Dari kapal nyandar enggak mungkin nunggu, distribusi barang pangan basah. Biaya logistik yang ditimbulkan," jelasnya.
Ia mengharapkan, permasalahan banjir tahunan ini bisa diatasi pemerintah. Alasannya bila tidak diatasi maka sektor usaha di Tanah Air akan kalah saing karena didera ongkos logistik yang sangat tinggi.
"Kanal harus diperbaiki. Memang ada upaya tapi lambat menanganinya. Pemerintah punya tugas besar, iklim bisnis di perbaiki, daya saing naik. Bukan tugas pengusaha tapi pemerintah," pungkasnya.
Selain sektor industri, di sektor perdagangan termasuk di pusat-pusat bisnis. Tutupnya pusat-pusat pertokoan di Jakarta diperkirakan terjadi kerugian Rp 1,5 triliun/hari di Jakarta.
(dna/hen)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com