Hal ini disampaikan Muliaman saat berbicara dalam pertemuan Perwakilan dari G20 dan negara-negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam G20/OECD Corporate Governance Forum, di Istanbul, Turki, Sabtu (11/4/2015)
“Kita harus mengupayakan terwujudnya keseimbangan yang baik antara industri perbankan dan pasar modal (strike the balance) dalam memberikan pembiayaan sektor korporasi. Kita membutuhkan Pasar Modal yang lebih berkembang untuk menyediakan alternatif sumber pembiayaan jangka panjang yang kurang dapat disediakan oleh Industri Perbankan namun pembiayaan dari perbankan tetap akan dibutuhkan bagi sektor korporasi yang tidak terlayani oleh Pasar Modal,” kata Muliaman dalam keterangan tertulisnya (12/4/2015)
Pada Forum ini Muliaman D Hadad diminta menjadi salah satu pembicara dalam sesi “Corporations and Capital Markets in Emerging Economies”, mengenai persoalan bahwa akses terhadap pemodalan merupakan tantangan khusus di banyak negara berkembang dimana berkembang pesatnya sektor korporasi tidak selalu sejalan dengan berkembangnya pasar modal.
Mismatch ini tentunya akan dapat menghalangi terciptanya pertumbuhan sektor korporasi yang stabil dan memaksa perusahaan swasta untuk terlalu mengandalkan pinjaman jangka pendek dari Perbankan.
Muliaman Hadad menyampaikan bahwa dalam dua dekade terakhir emerging market telah menunjukkan perkembangan yang signifikan menuju intermediasi keuangan yang lebih berbasis pasar (market based financial intermediation). Hal ini sejan dengan upaya beberapa jurisdiksi dalam membangun pasar ekuitas dan obligasi domestik yang lebih dalam dan risilient.
Bank vs Market Based Financing adalah perdebatan lama. Setiap pasar akan memiliki ketergantungan dan evolusinya sendiri-sendiri. Pada akhirnya pilihan perusahaan akan tergantung pada biaya mengakses pasar untuk mengumpulkan dana dan juga fleksibilitas serta kecepatan untuk mendapatkan dana. Next
(drk/hen)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
