Komisi VI DPR-RI Usir Bos RNI dari Ruang Rapat

Jakarta - Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR-RI dengan Deputi BUMN dan direksi PTPN I sampai XIV, RNI, PT KPB Nusantara mendadak panas dan dilanda hujan interupsi.

Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro jadi sasaran tembak para anggota DPR. Hal itu bukan tanpa alasan, sebelumnya Ismed sempat membuka mulut soal pemalakan terhadap PT RNI yang dilakukan oleh oknum anggota DPR.


Rapat juga menghadirkan rekaman wawancara Ismed atas tuduhan tersebut di salah satu media. Dalam rekaman itu ada pernyataan Ismed yang menyebut pemberian uang ke DPR berlangsung secara turun temurun. Jika tidak diberikan maka proses perseroan bisa dipersulit.


"Kalau tidak saya setujui ada masalah yang akan diterima perusahaan nantinya," ungkap Ismed dalam rekaman yang diperdengarkan saat rapat di Gedung DPR, Selasa (2/4/2013)


Anggota Komisi VI DPR Azam Azman Natawijana menanggapi persoalan ini dengan keras. Ia menegaskan selama menjabat sebagai anggota DPR tidak pernah melakukan pemalakan. Dengan adanya laporan Ismed tersebut telah membuat buruk citra DPR-RI di masyarakat.


"Kita buka sekarang, komisi berapa itu, kita buka sekarang depan publik ini. Saya tidak pernah menerima apa-apa, saya komisi VI. Tidak pernah ada itu (pemalakan) dari 2004-2009. DPR-nya siapa buka sekarang," sebutnya.


Para anggota lainnya pun merekomendasikan agar Ismed dikeluarkan dari rapat tersebut. Ismed hanya tampak diam, dan tertunduk lesu. Saat iti Ismed terlihat menggunakan kemeja putih lengan panjang dan duduk di barisan kedua atau dibelakang Deputi BUMN bidang Industri Primer M Zamkani.


Ismed diberikan kesempatan untuk menjawab tuduhan tersebut. Ia mengklarifikasi beberapa hal, seperti menarik tuduhan melalui media massa.


"Kedua saya ingin menyatakan, yang saya sampaikan di BK (Badan Kehormatan) itu saya nggak pernah menyebutkan komisi VI. Saya telah melakukan klarifikasi khusus melalui konferensi pers. Saya memohon maaf atas kejadian itu, dan saya menghargai anggota dewan yang terhormat ini," sebut Ismed.


Namun setelah pernyataan Ismed, Komisi VI tetap sepakat mengusir Ismed dari ruang rapat. Pimpinan sidang Komisi VI Erik Satria mengambil keputusan setelah mendengar pandangan semua fraksi.


"Kami terpaksa mengambil keputusan RDP ini tanpa saudara Ismed dan kepada saudara Ismed saya mohon keluar," tegasnya.


(hen/hen)