"Saya mengimbau, sebaiknya jangan lah (mogok). Saya juga paham ini karena fluktuasi rupiah, juga terjadi kemarau di Amerika Serikat," kata Hatta saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, di Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Hatta mengatakan, pemerintah tengah berupaya untuk menyelesaikan persoalan ini, salah satunya dengan impor kedelai dalam waktu ke depan. Semata-mata hal itu dilakukan untuk meredam harga yang kian melonjak.
"Kita carikan solusi terbaik. Kita impor tapi catat! Itu hanya sementara," tegas Hatta.
Beberapa pekan terakhir harga kedelai di dalam negeri 'meroket' sehingga membuat para perajin tempe dan tahu kesulitan bahkan berhenti produksi. Harga kedelai sempat tembus Rp 12.000/Kg di Aceh, padahal harga rata-rata normalnya hanya Rp 7.700/Kg hingga Rp 8.000/Kg.
Mengenai penyebab harga kedelai melonjak, hingga kini masih banyak versi, seperti melemahnya rupiah, masalah faktor cuaca di negara produsen kedelai dan sebagainya.
Sebagai catatan, selama ini dari kebutuhan kedelai di dalam negeri selama setahun yang mencapai 2,5 juta ton, sebanyak 800.000 ton baru bisa dipasok dari kedelai lokal. Sisanya sekitar 70-80% harus diimpor dari luar negeri.
(zul/hen)
