OSO Securities: Indeks Variatif Cenderung Mendatar

Jakarta -Perdagangan akhir pekan (15/11) IHSG mengalami koreksi sebesar 0,73% di level 4,335.45. Pada awal sesi perdagangan IHSG sempat menguat seiring dengan positifnya laju bursa Regional, namun pada sesi berikutnya IHSG semakin tertekan akibat investor asing yang terus melakukan aksi jual. Tercatat pada akhir pekan, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 193 miliar. Di samping itu, depresiasi rupiah juga turut memberatkan laju IHSG, rupiah terdepresiasi terhadap semua mata uang utama dan pelemahan rupiah terhadap US$ sebesar 0,67% ditutup pada level Rp. 11,623/US$. Hampir seluruh indeks sektoral melemah, hanya sektor agrikultur yang mampu mencatatkan kenaikan yakni sebesar 0,41%.

Perdagangan akhir pekan lalu Wall Street kembali mengalami penguatan. Indeks Dow Jones naik 0,54% ke 15.916,70, Indeks S&P naik 0,42% menjadi 1.798,18 dan indeks Nasdaq juga ikut mengalami penguatan sebesar 0,33% ke 3.985,97. Investor masih merespon pernyataan dari calon Gubernur The Fed, Janet Yellen yang akan tetap mendukung untuk mempertahankan program stimulus di tengah data Ny Empire State Manufacturing Index bulan November yang mengalami penurunan karena dampak shutdown pemerintah AS pada Oktober lalu serta indeks harga ekspor dan Impor AS bulan Oktober yang mengalami penurunan sempat menekan laju bursa AS pada akhir pekan lalu.


Awal pekan ini kami perkirakan IHSG bergerak variatif dengan kecenderungan mendatar seiring dengan bursa Asia yang di buka rata-rata flat. Secara teknikal, IHSG seperti membentuk black engulfing dan mendekati area lower bolingger bands. Indikator MACD bergerak turun dengan histogram positif memendek, indikator stochastic berada di oversold. Kami perkirakan IHSG bergerak pada kisaran support 4278-4447 resistance.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!