Ini Kata Eks Gubernur BI Kenapa Rupiah Terus Jeblok

Yogyakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan terus melemah selama belum ada kepastian soal pengurangan stimulus/tapering off moneter (Quantitative Easing) oleh bank sentral AS The Fed.

Mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan, selama kebijakan tersebut tidak segera diputuskan, maka tekanan mata uang rupiah masih akan berlanjut.


"Ya memang tekanan masih akan tetap ada selama kita masih menunggu kebijakan Quantitative Easing itu masih akan ada sehingga ya biarkan situasinya tenang dan bagaimana harusnya BI," ujar Darmin saat ditemui di acara Mandiri Media Training 'Peluang dan Tantangan Industri Perbankan 2014,' di Hotel Hyatt Regency, Yogyakarta, Jumat (21/11/2013).


Menurutnya, pelemahan mata uang memang terjadi di semua negara tidak hanya di Indonesia.


"Ya memang kalau kalian perhatikan, itu memang semua mata uang begitu (melemah) jadi kalau aku nggak maulah ngajarin. Ini kan semua termasuk proses," ujarnya.


Darmin menyebutkan, kondisi perekonomian dunia yang memang belum stabil juga berpengaruh terhadap kondisi rupiah saat ini. Jadi, dengan intervensi BI sekalipun, tidak akan mampu meredam gejolak rupiah.


"Ekonomi dunia memang sedang begini mau diapain, masa mau diubah dengan peraturan BI," kata Darmin.


Untuk itu, Darmin enggan memberikan komentar lebih jauh apa sebenarnya yang tengah terjadi dengan mata uang berlambang garuda ini.


"Saya sebetulnya tidak nyaman untuk mengomentari. Nanti dibilang sok tau, biarin ajalah BI," tandasnya.


(drk/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!