Pengusaha Minta Pemerintah Tak Putus Hubungan Ekonomi dengan Australia

Jakarta -Pengusaha Indonesia meminta pemerintah untuk berhati-hati mengeluarkan kebijakan terkait hubungan diplomatik dengan Australia. Pemerintah diminta tidak menutup atau menghentikan sementara hubungan dagang dan ekonomi kedua negara karena bisa merugikan Indonesia.

"Kalau dari dunia usaha kita harapkan tidak berpengaruh terhadap kelancaran bisnis dan kelancaran investasi kedua negara terlepas dari banyaknya nuansa politik antara kedua negara. Kalau ekonomi ditutup tidak akan menguntungkan," kata Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto saat ditemui di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (21/11/2013).


Menurut pria yang akrab disapa SBS, hubungan dagang antara Australia dan Indonesia cukup sehat dan menguntungkan. Bahkan untuk Indonesia ada semacam ketergantungan dengan Australia misalnya soal daging beku dan sapi hidup.


"Indonesia sangat penting impor dari Australia. Pasokan daging ini yang paling dekat ya dari Australia. Ketergantungan kita cukup besar. Jadi mungkin kalau ditutup akan ada kelangkaan daging dalam negeri, harga akan naik, rakyat kita menderita. Jadi sebaliknya okelah kita marah dan kecewa tetapi kita tidak perlu emosional dalam bentuk bisnis. Jangan sampai mengganggu," katanya.


SBS lebih menekankan, pemerintah Indonesia bisa menyediakan teknologi yang canggih untuk menangkal penyedapan dari negara lain. Menurut SBS, seorang konselir Jerman, Angela Merkel juga pernah disadap oleh Amerika Serikat. Padahal Jerman salah satu sahabat terdekat Amerika Serikat.


"Nampaknya soal intai mengintai, sadap menyadap ini kayaknya lazim dilakukan negara bahkan kepada sahabatnya. Kalau itu melakukan kita kecewa. Kita tidak perlu kaget karena sudah terjadi dengan beberapa negara sebelumnya," tuturnya.


Ia menegaskan jangan sampai masalah penyadapan berujung pada pemutusan hubungan ekonomi kedua negara.


"Jangan sampai menghentikan sama sekali apalagi embargo. Dampaknya merugikan kita juga. Kita juga kenapa nggak mengintai balik. Kita upayakan untuk menangkal kemungkinan penyadapan itu. Mereka punya peralatan canggih di Australia. Makanya ahli-ahli teknologi coba dong pikirkan teknologinya apa," cetusnya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!