Perusahaan Tambang Bakrie Cari Rp 4,3 T Buat Bayar Utang

Jakarta -PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan melunasi utang-utangnya kepada China Investment Corporation (CIC) US$ 1,787 miliar atau sekitar Rp 17,8 triliun pada akhir Desember tahun ini. Namun BUMI kekurangan uang US$ 430 juta atau sekitar Rp 4,3 triliun.

Rencananya, perusahaan tambang Bakrie Group ini akan membayar utang-utangnya lewat penjualan saham anak perusahaannya. BUMI akan menjual saham PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 19% atau setara US$ 950 juta (Rp 9,5 triliun), menjual saham BRMS sebesar 42% atau setara US$ 257 juta (Rp 2,57 triliun), dan melakukan penerbitan saham baru atau Rights Issue BUMI yang mencapai US$ 150 juta (Rp 1,5 triliun).


Dari jumlah tersebut, masih ada kekurangan US$ 430 juta atau Rp 4,3 triliun. Jumlah penjualan saham hanya mencapai US$ 1,357 miliar. Rencananya untuk melunasi utang US$ 430 juta itu, BUMI akan menarik utang baru kepada CIC dengan bunga yang lebih murah.


"Untuk total utang yang bisa kami bayar sebesar US$ 1,357 miliar, dari total utang yang mencapai US$ 1,787 miliar, masih ada sisa utang sebesar US$ 430 juta. Nah, kita mau pinjam dari CIC lagi US$ 430 juta dengan pinjaman untuk 3 tahun dengan bunga LIBOR +6,7%," kata Direktur sekaligus Seketaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava saat ditemui di Hotel Aston Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Rabu (20/11/2013).


Perusahaan ini tidak akan membagikan dividen di tahun ini karena masih mencatatkan kerugian dalam kinerja keuangannya.


Hingga kuartal III-2013, perseroan mencatatkan kerugian sebesar US$377,5 juta. Angka ini turun 40% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 632,5 juta.


(drk/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!