Rupiah Loyo, Siap-siap Subsidi BBM Bengkak Melebihi Rp 200 Triliun

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) makin loyo saja. Hal ini berimbas kepada banyak hal, salah satunya subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang makin bengkak di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013.

Dalam APBN-P 2013 total anggaran BBM subsidi itu sebesar Rp 200 triliun dengan asumsi dolar AS di kisaran Rp 9.600. Sementara hari ini dolar AS melonjak hingga tembus Rp 11.715 per dolar AS.


Dengan demikian ada selisih sekitar Rp 2.000 setiap satu dolar yang dipakai pemerintah untuk membeli (impor) minyak mentah dari luar negeri. Tahun ini pemerintah memprediksi kuota BBM subsisi mencapai 48 juta kilo liter.


"Naiknya harga BBM (subsidi) di pertengahan tahun kemarin itu tidak berpengaruh. Tidak ada gunanya. Soalnya harga beli impornya juga naik gara-gara dolar (AS) menguat," kata Pengamat Pasar Uang Farial Anwar kepada detikFinance, Kamis (21/11/2013).


Tak hanya subsidi BBM saja yang bengkak, kata Farial, tapi keseluruhan postur APBN Indonesia yang sebesar Rp 1.726 triliun juga bisa makin gemuk. Ujung-ujungnya defisit negara perdagangan RI juga makin besar.


Defisit ini yang sudah jadi alasan investor asing hengkang dari dalam negeri, kata Farial. Apabila defisit makin besar, maka semakin banyak lagi dana asing yang 'kabur'.


"Ini yang jadi masalah, maka dari itu terjadi outflow (arus dana keluar). Neraca belum membaik ini jadi problem. Eksportir juga tidak masukkan dolar ke dalam negeri. Kita ini kekeringan, tidak banyak dolar beredar di Indonesia," katanya.


Seperti diketahui, pagi tadi dolar dibuka di posisi Rp 11.700. Setelah itu dolar terus menguat sampai ke posisi tertingginya hari ini di Rp 11.715.


(ang/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!