Kepala Bagian Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Elan Biantoro mengatakan Indonesia impor hampir 60% kebutuhan LPG dalam negeri karena produksi LPG tidak banyak.
"LPG itu dari gas ikutan dari minyak, sementara tidak banyak sumur migas yang dibor menghasilkan LPG, yang banyak itu gas alam atau gas bumi," kata Elan kepada detikFinance, Rabu (8/1/2014).
Elan mengatakan saat ini produksi LPG dalam negeri hanya berkisar 6.000 metrik ton per hari sementara kebutuhannya lebih dari 25.000 metrik ton per hari.
"Produksi LPG kita tidak banyak hanya 6.000 metrik ton per hari sementara yang dibutuhkan di atas 25.000 metrik ton per hari, ini karena tidak semua lapangan minyak bisa menghasilkan LPG," ucap Elan.
Untuk memenuhi kebutuhan LPG tersebut, makanya dipasok dari impor. "Makanya ada angka 60% impor LPG yang diimpor Indonesia," ucapnya.
Elan menambahkan perusahaan minyak yang menghasilkan LPG sendiri tidak terlalu banyak, karena LPG memang jarang ditemukan.
"Produsen gas LPG tidak terlalu banyak, hanya ada Pertamina, PetroChina di Tanjung Jabung, ada ConocoPhilips di Sumsel, bahkan lapangan minyak terbesar di Indonesia di Duri yang dikelola Chevron saja memerlukan gas untuk dibakar sebagai injeksi mengangkat minyak dia belinya dari ConocoPhilips," tutup Elan.
(rrd/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
