Pelabuhan Nunukan, terletak di wilayah Indonesia dan merupakan tapal batas negara antara Indonesia dan Malaysia.
"BUMN diminta mengelola pelabuhan ferry di Nunukan yang seberangkan penumpang ke Tawao di Malaysia Timur," kata Menteri BUMN Dahlan usai rapim Kementerian BUMN di Kantor Pusat PT Bahana, Jakarta, Kamis (20/3/2014).
Pelabuhan Nunukan dan Tawao sangat ramai oleh lalu lintas kapal dan penumpang. Meski ramai, namun terjadi perbedaan kualitas dari fasilitas dan pelayanan antara terminal di Tawao yang dikelola oleh Malaysia dan Nunukan yang dikelola oleh Indonesia.
Kondisi pelabuhan Nunukan saat ini, tertinggal jauh dengan pelayanan dan fasilitas yang ada di terminal penumpang dari Pelabuhan Tawao Malaysia.
"Motif kami supaya bisa membangun terminal ferry nggak kalah dengan Malaysia. Sekarang kondisinya jomplang. Kalau pulang Tawao ke Nunukan. Jomplangnya kayak dari Changi (Singapura) ke Medan lama (Polonia)," sebutnya.
Harapannya setelah pengelolaan oleh BUMN tersebut, WNI atau warga asing yang tiba di Nunukan Indonesia tidak merasakan perbedaan pelayanan seperti saat berangkat dari Pelabuhan Tawao di Malaysia.
"Itu jomplang sekali, kayak kita kalah dengan Malaysia. Sehingga nanti, orang pulang dari Malaysia merasakan seperti saat berangkat," ujarnya.
Menurut Dahlan, ASDP akan melakukan pengembangan dan peremajaan kondisi terminal penumpang lama di Pelabuhan Tawao. Sebelum itu, ASDP akan mengajukan permohonan pengelolaan Pelabuhan Tawao kepada Kementerian Perhubungan selaku regulator.
"Nanti yang mengelola ASDP. Akan mengelola terminal terkait keteraturan, kebersihan, moderenisasi terminal" sebutnya.
(feb/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
