"Bahwa 1 tahun itu, untuk bisa dukung pertumbuhan ekonomi diperlukan pertumbuhan energi 8% artinya perlu 6.000 MW (megawatt)-10.000 MW per tahun listrik yang harus ditambah," ungkap Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo dalam diskusi jelang pertemuan Indonesia EBTKE ConEX 2014 di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (20/3/2014).
Susilo mengatakan, untuk Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) harus menyumbang sebesar 23% atau sekitar 600 MW/tahun pada 2025. Sehingga pada tahun 2025 mampu mencapai 5.500 MW.
"Panas bumi paling tidak bertambah 600 MW/tahun dari sekarang sampai 2025 untuk capai 5.500 MW yang harus dibangun. Sayangnya tahun ini baru terbangun 55 MW. Itu pun dari patungan dana geodipa," jelasnya.
Susilo menambahkan, ini merupakan persoalan yang tidak mudah. Sehingga kalangan usaha bersama pemerintah harus bekerjasama dalam sebuah roadmap yang disusun oleh Dewan Energi Nasional (DEN).
Sehingga porsi hambatan yang selama ini menghadang dapat dibagi bersama. Target yang sudah dipatok kedepannya juga dapat dicapai.
"Menurut saya itu berat sekali, tapi kalau bersama bisa," terangnya.
(mkl/rrd)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
