Yellen Ingin Naikkan Suku Bunga, Wall Street Ketar-ketir

New York -Pasar saham Wall Street menyambut negatif pernyataan Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen soal kemungkinan adanya kenaikan tingkat suku bunga acuan.

Bank sentral AS itu tida memperhitungkan tingkat pengangguran di Amerika Serikat (AS) dalam mengukur kekuatan ekonominya. Itulah mengapa muncul pernyataan sudah waktunya suku bunga di negeri Paman Sam harus naik.


Saham-saham langsung terkena aksi jual begitu Yellen mengumumkan hal ini. Jika benar terjadi, maka ini merupakan perubahan suku bunga pertama kalinya dalam enam bulan terakhir.


Ditambah program stimulus The Fed yang dikenal dengan Quantitative Easing (QE) akan dihentikan sekitar penghujung tahun ini. Padahal pelaku pasar berharap program pembelian obligasi senilai US$ 65 miliar per bulan ini bisa berlanjut setidaknya sampai medio 2015.


"Dia (Yellen) sedikit mengguncang pasar, dan saya kira pelaku pasar benar-benar terkejut karena selama ini di bawah pimpinan Yellen, The Fed dinilai tidak terlalu agresif," ujar Peter Kenny, CEO Clearpool Group di New York, seperti dikutip Reuters, Kamis (20/3/2014).


Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, Indeks Dow Jones melemah 114,02 poin (0,70%) ke level 16.222,17. Indeks S&P 500 berkurang 11,48 poin (0,61%) ke level 1.860,77. Indeks Komposit Nasdaq turun 25,711 poin (0,59&) ke level 4.307,602.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!