Ekonom Mandiri: Hati-hati Kalau Hasil Pilpres Tak Sesuai Harapan

Jakarta -Hari ini, pasar keuangan Indonesi melanjutkan penguatannya. Sentimen positif jelang pemilihan presiden (pilpres) menjadi bahan bakar optimisme pelaku pasar.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di posisi 5.036,992, naik 47,418 poin (0,95%). Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat di posisi Rp 11.670 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.695 per dolar AS.


Menurut Destry Damayanti, Kepala Ekonom Bank Mandiri, penguatan ini didorong oleh faktor non fundamental terutama perkembangan jelang pilpres. Pasar meyakini bahwa pasangan yang lebih cocok bagi mereka, yaitu nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla, bisa unggul dalam pesta demokrasi kali ini.


Namun, Destry mengingatkan, ada risiko ketika yang terjadi nantinya berkebalikan dengan ekspektasi pasar. "Penguatan ini terjadi karena euforia, ekspektasi investor terhadap calon tertentu. Kalau ternyata tidak terjadi, IHSG maupun rupiah bisa swing dan ini berbahaya," tegasnya kepada detikFinance, Selasa (8/7/2014).


Oleh karena itu, lanjut Destry, hasil hitung cepat (quick count) akan menentukan apakah rally IHSG dan rupiah akan berlanjut. "Kalau margin-nya tipis, mungkin susah. Margin di bawah 3% agak bahaya, karena bisa masuk di rentang margin error. Kalau margin minimal 5% mungkin baru aman," paparnya.


Jika hasil quick count tidak sesuai ekspektasi pasar, tambah Destry, maka kemungkinan besar akan terjadi koreksi baik di IHSG maupun rupiah. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus bersiap untuk melakukan langkah-langkah stabilisasi pasar ketika koreksi yang terjadi sudah cukup dalam.


"Mudah-mudahan hasilnya sesuai, tetapi kalau tidak harus siap-siap. Ini untuk semua pihak, tapi terutama pemerintah dan BI. Harus ada upaya stabilisasi pasar," kata Destry.


(hds/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!