"Timor Leste, Filipina, Myanmar, Kamboja, Vietnam semua harga bensin mereka ditentukan harga internasional. Lebih dari Rp 12.000 per liter. Mereka kok bisa? Artinya, kita terlalu dimanjakan dan memboroskan BBM," tegas Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (20/08/2014).
Melihat kondisi ini, pria yang akrab disapa SBS tersebut meminta pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera mencabut subsidi BBM. Pemerintah tidak perlu takut dampak yang dihasilkan dari pencabutan subsidi BBM seperti inflasi.
"Pemerintah yang sekarang tinggal dua bulan lagi. Tidak mencari popularitas karena tidak dipilih lagi oleh rakyat," imbuhnya.
Dengan mencabut subsidi BBM, akan ada banyak dana untuk program yang lebih produktif seperti pembangunan infrastruktur dan penguatan ekonomi daerah.
"Memang betul ada konsekuensinya inflasi dan sebagainya. Tetapi di sisi lain, ekonomi bergerak di seluruh Indonesia. Roda ekonomi kita akan lancar karena infrastruktur bagus," jelas SBS.
(wij/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
