Gara-gara Gaji Kecil, Lowongan Calon PNS ABK Bea Cukai Sepi Peminat

Jakarta -Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Agung Kuswandono mengeluh soal sulitnya mencari pegawai Bea Cukai yang ditempatkan sebagai Anak Buah Kapal (ABK) yang bertugas di tengah laut. Saat ini jumlah ABK hanya berkisar 2.000 orang dari seluruh pegawai Bea Cukai 13.000 orang atau hanya 15%.

Permasalahan utamanya adalah banyak lulusan sekolah pelayaran yang lebih memilih bekerja di perusahaan swasta. Alasannya karena penghasilan yang didapatkan jauh lebih tinggi daripada sebagai pegawai Bea Cukai.


"Begitu lulus dari sekolah teknis pelayaran. Kan pada ingin jadi pelayaran swasta yang mungkin penghasilannya lebih tinggi. Ini kan bagaimana supaya mereka bisa tertarik menjadi pegawai Bea Cukai," ungkap Agung kepada detikFinance, Minggu (24/8/2014)


Untuk perusahaan swasta, kata Agung penghasilannya bisa di atas Rp 10 juta per bulan. Sementara ABK di instansinya mengikuti aturan birokrasi dengan penghasilan sekitar Rp 3-4 juta per bulan.


"Perkapalan itu sudah langsung Rp 10 juta ke atas. Mungkin 1 tahun di laut, pulang sudah puluhan juta. Biasanya kan gitu. Kalau pegawai negeri kan nggak bisa," paparnya.


Menurut Agung tunjangan lauk pauk yang diberikan kepada setiap ABK Bea Cukai sebesar Rp 50.000 per hari masih kurang.


"Karena ABK ini punya faktor risiko yang tinggi. Kan ada uang lauk pauk. Dulu Rp 15.000. Sekarang Rp 50.000 per hari. Dikit. Kan laut China Selatan," ujar Agung.Next


(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!