Jatah BBM Subsidi Nelayan Dikurangi, Produksi Ikan Bakal Turun 10%

Jakarta -Produksi sektor perikanan di Indonesia dinilai bakal turun. Ini akibat langkah Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengurangi alokasi BBM subsidi untuk nelayan sebesar 20%

Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (DJP2HP) Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP) Saut Parulian Hutagalung mengatakan, saat ini 60% nelayan yang bekerja menghasilkan produk kelautan masih menggunakan BBM bersubsidi.


"Masih 60%, memang akan berpengaruh signifikan," kata Saut dalam sebuah diskusi Kelautan dan Perikanan di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (22/8/2014).


Saut memastikan, dengan adanya pembatasan jatah BBM subsidi tersebut, hasil produksi dari nelayan akan turun. "Itu akan berdampak 10% pada produksi. Volumenya yang dikurangi. Daya saing menurun juga," kata Saut.


Selain berpengaruh pada produksi, dia juga mengatakan, ini akan berpengaruh terhadap harga ikan. Namun sayang dia tidak menyebut kisaran presentasi naiknya harga ikan jika kebijakan ini terus berlanjut.


"Sebetulnya ini kan faktornya BBM. Yang menentukan harga akhir itu tidak hanya BBM, kalau ada kemudahan di luar BBM itu akan tertutupi," kata Saut.


(zul/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!