Jokowi Presiden, Dolar Bisa Keok ke Rp 10.950

Jakarta -Optimisme pelaku pasar keuangan terhadap ekonomi Indonesia makin tinggi setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan Capres Prabowo Subianto, karena berarti Joko Widodo (Jokowi) akan jadi Presiden Republik Indonesia (RI) periode berikutnya.

Ekonomi dinilai akan membaik dengan adanya presiden baru yang akan memimpin Indonesia lima tahun ke depan. Imbasnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan menguat.


Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi CSA sekaligus Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, memprediksi dolar AS akan berada di kisaran Rp 10.950 di akhir tahun ini.


"Rupiah itu kita berharap bisa berada di kisaran Rp 11.400 sampai Rp 10.950 di akhir tahun," katanya kepada detikFinance, Jumat (22/8/2014).


Meski demikian, investor juga masih akan melihat perkembangan situasi di dalam dan luar negeri. Sentimen dari luar yang dipantau investor adalah soal suku bunga di AS.


Saat ini, The Federal Reserve alias bank sentral AS sedang melangsungkan pertemuan selama dua hari di Jackson Hole, Wyoming. Pada akhir pertemuan, Gubernur The Fed Janet Yellen akan mengambil sikap soal suku bunga AS yang selama ini ditahan rendah.


"Kalau sampai suku bunga naik itu akan positif buat dolar dan bisa menguat. Tapi kalau dari dalam negeri juga sentimennya bagus, nanti bisa mengimbangi penguatan dolar itu," ujarnya.


Pagi tadi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat ke Rp 11.650 dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.700.


Dolar AS bahkan bisa ditekan hingga ke posisi terendahnya hari ini di Rp 11.630. Pada perdagangan siang ini dolar AS berada di kisaran Rp 11.660.


Sepanjang pekan ini dan pekan lalu dolar AS bergerak di kisaran Rp 11.700-11.800. Pergerakan dolar AS masih tinggi karena keputusan MK waktu itu belum keluar.


(ang/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!