Di Luar Negeri Pelabuhan Jauh dari Permukiman, Bagaimana RI?

Jakarta -Keberadaan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi sorotan karena kerap mengalami kepadatan. Seharusnya, letak pelabuhan tidak di tengah kota dan permukiman penduduk.

Wakil Ketua Umum Kadin bidang Logistik Carmelita Hartoto mengungkapkan, letak Pelabuhan Tanjung Priok yang ada saat ini berada di tengah permukiman padat penduduk. Tak heran, itu pun bisa berkontribusi besar terhadap kemacetan yang kerap terjadi.


"Letak Tanjung Priok yang di tengah-tengah kota memberikan dampak buruk bagi peningkatan daya saing industri dan memperburuk kemacetan lalu lintas. Sehingga kerugian sosial yang harus ditanggung masyarakat Indonesia sangat tinggi," kata Carmelita kepada detikFinance, Kamis (21/8/2014).


Dia mengatakan, pelabuhan yang ada di luar negeri letaknya cukup jauh dari permukiman warga. Sehingga aktivitas pelabuhan tidak banyak mengalami kendala. Jika akan diperluas pun, pelabuhan tersebut memiliki ruang yang cukup luas sehingga tak perlu berhadapan dengan sulitnya pembebasan lahan.


"Di berbagai belahan dunia, pelabuhan utama dibangun pada area yang tidak berada di tengah kota atau di permukiman yang padat. Berbeda dengan di Indonesia, sebagian besar pelabuhan kita dibangun di tengah kota, bahkan Kalibaru sekalipun," jelasnya.


Ditambahkan Carmelita, keberadaan pelabuhan Tanjung Priok perlu didukung atau dipindahkan ke area lain yang lebih lapang. Menurutnya, infrastruktur di Jabodetabek saat ini tidak bisa mendukung keberadaan Tanjung Priok yang diproyeksikan mampu menampung kapal hingga lebih dari 20 juta TEUs di 2020.


"Sekalipun akan dibangun tol di pelabuhan, itu saya kira proyek yang hanya bisa mengatasi masalah sesaat saja meskipun sangat mendesak untuk direalisasikan," katanya.


Pembangunan jalan tol akses Tanjung Priok terkendala masalah pembebasan lahan. Warga enggan merelakan lahannya untuk dibebaskan. Mereka meminta ganti rugi Rp 35 juta/meter persegi.


Padahal, jika keberadaan Tanjung Priok jauh dari pemukiman warga, masalah ini tentu tak mungkin terjadi.


(zul/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!