Chatib Basri Sebut Anjloknya Rupiah Langkah Antisipasi Pelaku Pasar

Jakarta -Rencana kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) memang belum terealisasi sampai sekarang. Tapi efeknya sudah jauh lebih dulu terjadi. Misalnya rupiah yang melemah tajam terhadap dolar AS.

Menteri Keuangan Chatib Basri menuturkan dari setiap kebijakan yang dikeluarkan, pelaku pasar keuangan cenderung merespons lebih awal. Biasanya terjadi 6 bulan sebelum terealisasi. Sehingga tahun depan diperkirakan lebih tenang.


"Biasanya pasar keuangan mem-price in 6 bulan lebih awal. Mungkin sekarang adalah cerminan dari begitu setidaknya persepsi pasar saat suku bunga dinaikkan," ujarnya di Gedung Djuanda, Kemenkeu, Jakarta, Senin (6/10/2014)


Meski demikian, kata Chatib bukan berarti akan dibiarkan begitu saja. Pemerintah dan lembaga otoritas lainnya, sepert Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Lembaga Penjamin Simpanan akan menyiapkan antisipasinya.


"Ada dari sisi fiskal oleh pemerintah, ada moneter dan intervensi dan ketersediaan di perbankan juga disiapkan. Tapi tentu tidak kita sampaikan lebih rinci," papar Chatib


Hal yang sama juga sempat terjadi pada tahun lalu. Ketika defisit transaksi berjalan atau current account defisit triwulan II akan diumumkan. Pelaku pasar sudah lebih dulu memperkirakan di atas 4% dari PDB.


"Market sudah antisipasi dari Januari dan Februari. Sehingga saat diumumkan, maka dampak pasar lebih tenang," ungkap Chatib


Begitupun ketika penarikan stimulus atau tappering off oleh Bank Sentral AS. Respon pelaku pasar sudah terjadi pada bulan Mei hingga September 2013. "Ketika Oktober terjadi respon pasar juga tidak terlalu gemuruh," sebutnya.


(mkl/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!