Sistem yang disebut branchless banking ini, tujuannya adalah memperluas cakupan perbankan, sehingga bisa menjangkau lebih banyak nasabahnya.
"Caranya memakai sarana pakai teknologi telepon seluler. Masyarakat Indonesia yang punya HP jumlahnya melebihi jumlah penduduk Indonesia yang mencapai240-260 juta," ujar Deputi Gubernur BI Ronald Waas di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (8/10/2014).
Menurut survei BI di 2012 lalu, hanya 48% rumah tangga di Indonesia yang memiliki tabungan dan simpanan di bank. Kondisi ini dipengaruhi oleh minimnya pemahaman masyarakat, dan keterbatasan akses bank menjangkau masyarakat.
Karena itu, layanan digital atau branchless banking ini perlu didorong lebih pesat di Indonesia. Nanti akan ada agen yang ditunjuk bank di pemukiman warga pada wilayah yang belum terjamah bank. Agen tersebut melayani penggunaan fasilitas perbankan dengan HP.
Lewat mekanisme branchless banking, masyarakat tidak perlu memiliki rekening atau buku tabungan. HP menggantikan sarana tersebut, dan nomor HP menggantikan nomor rekening.
Syarat mendaftar juga relatif mudahm yakni paling tidak memiliki nomor HP. Bila promosi pemanfaatan branchless banking gencar dilakukanm maka fungsi transaksi tunai atau simpanan uang tunai bisa tergantikan memakai transaksi non tunai lewat telepon seluler. Hasilnya, akses masyarakat terhadap perbankan juga semakin tinggi.
"HP gantikan dompet fisik. Untuk efisiensi, kami sinergikan sistem layanan digital," jelasnya.
(feb/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!