Demikianlah diungkapkan oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara di kantornya, Jakarta, Selasa (2/12/2014)
"Kenapa ingin rupiah menguat? kalau ditanya eksportir-eksportir ini pasti mereka ingin rupiahnya agak melemah," ujarnya.
Keuntungan ini utamanya terjadi pada pengusaha manufaktur. Seperti produk sepatu, kayu hingga hewan ternak.
"Kalau manufaktur angka-angkanya bagus. Lumayan lah. Seperti produk sepatu, produk kayu, produk hewan ternak juga bagus," terangnya.
Sementara itu, untuk pengusaha batu bara, crude palm oil (CPO) dan karet, menurut Mirza, memang tidak terlalu kena pengaruh. Pasalnya, komoditas tersebut menggunakan mekanisme harga internasional.
"Kalau batu bara dan CPO dan karet memang faktor rupiah nggak besar, karena kan harga batu bara turun tajam," jelasnya.
Ini pun yang menjadi alasan surplus neraca perdagangan tidak terlalu besar pada bulan Oktober 2014. Karena terbesar ekspor Indonesia adalah dari batu bara, CPO dan karet.
"Itu yang menekan ke bawah. Jadi manufaktur belum bisa mengalahkan penurunannya batu bara, karet, dan kelapa sawit," kata Mirza.
(mkl/ang)