Pihak produsen menjamin harga minyak goreng untuk kemasan maupun curah tidak akan mengalami kenaikan harga mesti ada kebijakan mandatori penggunaan biodiesel.
"Kebijakan ini tidak akan mempengaruhi harga minyak goreng," tegas Managing Director Sinar Mas G Sulistyanto di National Golf Senayan, Jakarta, Senin (6/04/2015).
Hari ini Mendag Gobel mengumpulkan para petinggi perusahaan sawit, di Senayan, antara lain Sinar Mas, Wilmar, Musimas, Triputra Agro hingga Union Sampoerna Agro, membahas soal program mandatori biodiesel sebesar 15%.
Menurut Sulistyanto program mandatori biodiesel 15% akan mengurangi volume ekspor CPO Indonesia. Pengurangan ekspor CPO Indonesia otomatis akan mengurangi pasokan CPO di pasar internasional. Hal ini berpotensi mendongkrak harga CPO dunia dalam jangka panjang.
Kenyataannya, tingkat permintaan luar negeri juga cenderung menurun. Sementara produksi CPO domestik diestimasi akan mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Di tempat yang sama, Presiden Direktur (Presdir) Surya Dumai Grup (SDG) Martias mengungkapkan hal yang sama. Ia menepis adanya kekhawatiran bila program B-15 ini membuat pasokan CPO berkurang dan mengakibatkan kenaikan harga minyak goreng. Menurutnya produsen CPO nasional berkomitmen untuk menjaga kecukupan pasokan serta keterjangkauan harga minyak goreng di pasar domestik.
"Dua-duanya (curah dan kemasan). Kita harapkan stabil di keduanya. Harga CPO naik kan ada pajaknya ini pasti sama dan tidak akan naik. Kebijakan kita sudah betul. Minyak goreng kita banyak. Jadi tidak ada spekulasi kalau begitu yang bisa menaikkan harga," jelas Martias.
(wij/hen)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
