780.000 Alat Pengendali BBM Sudah Diimpor, Bagaimana Nasibnya?

Jakarta -Sebanyak 780.000 alat pengendali konsumsi BBM subsidi atau Radio Frequency Identification (RFID) Tag sudah sudah diimpor oleh PT INTI untuk dipasang ke kendaraan di Indonesia. Tapi bagaimana nasib kelanjutan sistem yang digadang bisa mencegah penyalahgunaan BBM subsidi?

"Saat ini RFID yang sudah diimpor hingga Oktober mencapai 780.000 RFID Tag," kata Seketaris BPH Migas Djoko Siswanto ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (18/11/2013).


Walau RFID yang diimpor mencapai 780.000 dari target 100 juta, untuk 100 juta unit dan 92.000 nozel di SPBU, pemasangan RFID masih terkesan lamban.


Pada Oktober 2013 saja baru 2.500 kendaraan yang sudah terpasang, dan sampai saat ini sistem RFID masih dalam tahap uji coba.


Pertamina mengakui, belum masifnya pemasangan RFID karena PT INTI meminta perubahan nilai kontraknya. Saat ini INTI kesulitan melakukan pengadaan atau impor RFID karena menguatnya nilai dolar terhadap rupiah, sementara kontrak dengan Pertamina masih menggunakan acuan di bawah kurs saat ini.


"PT INTI sudah mengajukan perubahan nilai kontrak akibat kurs dolar yang naik saat ini, dari kami tentunya harus berkonsultasi dan menerima rekomendasi dari BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan) dahulu apakah hal tersebut bisa dilakukan apa tidak. Jika bisam berapa nilai kontraknya," ucap Vice President Communication Pertamina Ali Mundakir beberapa waktu lalu.


Ali mengungkapkan, saat ini sudah seluruh SPBU di Jakarta telah dipasangi RFID. "Seluruh SPBU di Jakarta sudah terpasangi RFID, sekarang kita masih lakukan uji coba sistem ini," katanya.Next


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!